Ternyata, hujan itu nggak selalu air, lho. Di belahan bumi lainnya pernah terjadi hujan unik, seperti hujan foam dan es. Eits, tapi ini bukan disebabkan sesuatu yang magis atau gaib, melainkan karena proses perubahan dari alam.
Hujan ‘Foam’
Baru-baru ini, terjadi badai disertai lapisan busa putih (foam) yang menutupi sebagian wilayah Aberdeen, Skotlandia. Akibatnya, banyak bangunan dan rumah warga yang diselimuti busa tebal. Nggak cuma itu, badai yang mengiringi jatuhnya busa putih ini juga menumbangkan pohon besar dan menutup ruas jalan. Fenomena hujan ini tentunya bukan hal yang biasa terjadi. Menurut keterangan ahli ekologi kelautan setempat, hujan busa yang menyerupai selimut salju bervolume tinggi ini merupakan campuran air, udara dan bahan organik.
Hujan Es
Beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jakarta, Bandung, Sumatera dan daerah lainnya, pernah mengalami hujan yang satu ini. Fenomena hujan es ditandai dengan butiran es yang jatuh bersama hujan air. Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan es biasa terjadi di musim peralihan dari musim kemarau ke hujan. Hujan juga terjadi karena adanya awan tebal dan berlapis bernama awan Cumulunimbus. Adanya arus udara atas dan bawah yang kuat, membekukan air hujan di puncak awan. Lalu, menurunkannya ke tempat yang lebih hangat dan terjadilah butiran es. Muthia – Foto: guardian.co.uk
Hujan ‘Foam’
Baru-baru ini, terjadi badai disertai lapisan busa putih (foam) yang menutupi sebagian wilayah Aberdeen, Skotlandia. Akibatnya, banyak bangunan dan rumah warga yang diselimuti busa tebal. Nggak cuma itu, badai yang mengiringi jatuhnya busa putih ini juga menumbangkan pohon besar dan menutup ruas jalan. Fenomena hujan ini tentunya bukan hal yang biasa terjadi. Menurut keterangan ahli ekologi kelautan setempat, hujan busa yang menyerupai selimut salju bervolume tinggi ini merupakan campuran air, udara dan bahan organik.
Hujan Es
Beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jakarta, Bandung, Sumatera dan daerah lainnya, pernah mengalami hujan yang satu ini. Fenomena hujan es ditandai dengan butiran es yang jatuh bersama hujan air. Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan es biasa terjadi di musim peralihan dari musim kemarau ke hujan. Hujan juga terjadi karena adanya awan tebal dan berlapis bernama awan Cumulunimbus. Adanya arus udara atas dan bawah yang kuat, membekukan air hujan di puncak awan. Lalu, menurunkannya ke tempat yang lebih hangat dan terjadilah butiran es. Muthia – Foto: guardian.co.uk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar